Selamat Datang di Blog Langit Biru Pembaharu, semoga Kunjungan Anda Bermanfaat

Metode Menentukan Awal Bulan Qomariyah Berdasarkan Kalender Aboge


Oleh : M Rizal Zakaria, S.HI 
1.    Selayang Pandang
Sebelum masuknya pengaruh Hindu di pulau Jawa, orang-orang Jawa telah mengenal kalender sendiri yang dikenal dengan sebutan petangan Jawi.[1] Kalender atau perhitungan pranata mangsa itu digunakan oleh petani sebagai pedoman dalam bekerja dan bercocok tanam. Selain itu juga digunakan untuk perhitungan watak atau pengaruh kepada kehidupan manusia seperti halnya perhitungan Jawa lainnya.[2]
Disamping itu, di pulau Jawa pernah berlaku pula suatu sistem penanggalan yang disebut dengan kalender Soko / Saka yang disesuaikan dengan nama pengarangnya yaitu Aji Saka / Prabu Syaliwahono,[3] penanggalan ini menggunakan prinsip heliosentris[4] dan dimulai berlakunya sejak penobatan Prabu Syaliwahono sebagai raja India pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 78 Masehi,[5] sumber lain menyebutkan bahwa kalender ini dimulai sejak Aji Saka mendarat di pulau Jawa pada tanggal 15 Maret 78 Masehi.[6] Disamping itu, di pulau Jawa juga berlaku sistem penanggalan Islam atau Hijriyah yang menggunakan prinsip Geosentris.[7]
Kemudian, pada tahun 1633 M / 1043 H / 1555 Soko, Sri Sultan Agung Anyokrokusumo mempersatukan antara sistem penanggalan Soko dan sistem penanggalan Hijriyah dengan cara meneruskan tahun tahun Soko 1555, tetapi sistemnya menggunakan prinsip geosentris sebagaimana yang dianut oleh kalender Hijriyah.[8] Sistem inilah yang kemudian disebut dengan sistem penanggalan Jawa Islam yang kemudian melahirkan sub sistem baru sebagaimana Aboge, Asapon, Amiswon.[9]
Kemudian, sistem aboge ini secara turun temurun digunakan dan berlaku dikalangan masyarakat Jawa, bahkan ada yang masih menggunakannya sampai sekarang ini,
2.    Prinsip Dasar
Dalam kalender Islam Jawa atau kalender Sultan Agung, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus dipahami oleh setiap orang bahwasanya dalam satu tahun itu terdapat 12 bulan,[10] Pada bulan-bulan ganjil berumur 30 hari, sedangkan bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali bulan ke-12 yaitu besar yang berumur 30 pada tahun panjang / wuntu.[11]
Selain itu, satu tahun berumur 354,375 hari atau 354 3/8 hari, sehingga setiap satu siklus yaitu 8 tahun atau satu windu dan setiap 120 tahun sistem ini akan melompat 1 hari apabila dibandingkan dengan sistem hijriyah, oleh sebab itu, setiap 120 tahun harus dikurangi satu hari, yaitu yang seharusnya dijadikan tahun panjang, dijadikan tahun pendek.[12]
Tahun-tahun dalam satu windu itu diberi nama dengan angka huruf jumali berdasarkan hari pada tanggal 1 Suro yang bersangkutan dihitung dari nama hari tanggal 1 Suro tahun alipnya.[13] Adapun nama-nama tahun tersebut adalah sebagaimana berikut :
a)      Tahun Pertama            = Alip (ا)
b)      Tahun Kedua              = Ehe (ه)
c)      Tahun Ketiga              = Jim awal (ج)
d)     Tahun Keempat           = Ze (ز)
e)      Tahun Kelima              = Dal (د)
f)       Tahun Keenam            = Be (ب)
g)      Tahun Ketujuh            = Wawu)  و)
h)      Tahun Kedelapan        = Jim Akhir (ج) [14]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
a)      Tahun Jawa Islam sama dengan tahun hijriyah + 512 tahun.
b)      Satu windu adalah 8 tahun sama dengan 2.385 hari.
c)      Tahun panjang / wuntu jatuh pada urutan ke 2, 5, 8.
d)     Selisih 1 suro 1555 Jawa dengan 1 Muharram 1 Hijriyah adalah 369.251 hari.
e)      Selisih 1 Suro 1555Jawa dengan 1 Januari 1 Masehi adalah 596.267 hari.
f)       Tahun 1555 – 1626 Jawa adalah menggunakan prinsip A’ahgi[15]
g)      Tahun 1627 – 1746 Jawa adalah menggunakan prinsip Amiswon[16]
h)      Tahun 1747 – 1866 Jawa adalah menggunakan prinsip Aboge[17]
i)        Tahun 1867 – 1986 Jawa menggunakan prinsip Asapon[18]
j)        Tahun 1987 – 2106 Jawa menggunakan prinsip Anenhing[19]
3.    Cara Penghitungan
Untuk mengetahui nama tahun serta nama hari dan pasarannya pada tanggal 1 Suro pada tahun tertentu, maka dapat diperoleh dengan cara tahun yang dimaksudkan dikurangi dengan 1554,[20] kemudian dibagi 8. Sedangkan sisanya dicocokkan dengan tabel[21] berikut ini :
Tabel Tahun Jawa[22]
SISA
NAMA TAHUN
HARI
PASARAN
1
Alip
1
1
2
Ehe
5
5
3
Jim Awal
3
5
4
Ze
7
4
5
Dal
4
3
6
Be
2
3
7
Wawu
6
2
0
Jim Akhir
3
1

Contoh perhitungan :
Menghitung 1 Suro 2010 Jawa
2010 – 1554                     = 456
456 : 8                              = 57
Sisa 0
Keterangan contoh :
Dari contoh perhitungan diatas, sisa dari perhitungannya adalah 0, maka nama tahunnya adalah Jim Akhir.[23] Sedangkan harinya adalah pada urutan 3 dan pasarannya adalah urutan 1, sedangkan tahun 2010 Jawa termasuk kedalam kelompok tahun Anenhing ( tahun Alip Senin Pahing), sehingga tanggal 1 Suro 2010 Jawa jatuh pada hari Rabu,[24] sedangkan pasarannya jatuh pada Pahing.[25]
Dengan demikian, bahwa tanggal 1 Suro 2010 Jawa jatuh pada hari Rabu / Rebo pahing pada tahun Jim Akhir.
Setelah hari dan pasaran pada 1 Suro sudah diketahui, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal 1 tiap-tiap bulan berikutnya, tinggal mencocokkan dengan menggunakan tabel pedoman sebagaimana berikut :[26]
BULAN
HARI
PASARAN
Suro
1
1
Sapar
3
1
Mulud
4
5
Bakdomulud
6
5
Jumadilawal
7
4
Jumadilakir
2
4
Rejeb
3
3
Ruwah
5
3
Poso
6
2
Sawal
1
2
Selo/dulkangidah
2
1
Besar
4
1
Keterangan :
Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Suro tahun berapa pun nilainya adalah 1, sehingga untuk tanggal 1 bulan-bulan berikutnya tinggal mengurutkan berdasarkan tabel pedoman di atas sesuai dengan urutan tanggal 1 Suro.[27]


[1] Petangan Jawi adalah suatu sistem perhitungan Pranata mangsa dengan rangkaiannya yang berupa bermacam-macam petangan seperti wuku, peringkelan, padewan, padangan dan lainnya. Sistem ini menggunakan prinsip Solair / Syamsiyah. Baca  Purwadi, Siti Maziyah, Kitab Primbon Ramalan Jawa, Yogyakarta : Mitra Sejati, 2009, h 1
[2] ibid, h 3
[3] Aji Saka adalah tokoh mitologi Jawa kuno yang konon menciptakan abjad huruf Jawa ha-na-ca-ra-ka. Baca ibid.
[4]  Prisip yang memahami bahwa matahari dan planet-planet beserta satelit-satelitnya berputar mengelilingi bumi. Prinsip ini dikembangkan oleh Nicollas Copernicus
[5] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2004, h 118
[6] Purwadi, Siti Maziyah, Kitab Primbon.., h 9
[7] Prinsip yang mengacu kepada pemahaman bahwa Bumi dan planet-planet beserta satelit-satelitnya berputar mengelilingi matahari.
[8] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam.., h 118
[9] Suatu sub sistem dari kalender Sultan Agung yang berpedoman pada tahun Alip jatuh pada hari kamis kliwon
[10] Yang dimaksud 12 bulan itu adalah sebagaimana berikut ini dimulai dari Suro, Sapar, Mulud, Bakdomulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkangidah/selo, Besar
[11] Dalam satu siklus selama 8 tahun, pada urutan tahun ke 2, 5, 8 merupakan tahun panjang / wuntu (355 hari), sedangkan lainnya merupakan tahun pendek / wastu (354 hari). Baca juga Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam…, h 119
[12] ibid
[13] ibid

[14]  Hasil wawancara dengan KH. Nasuha Anwar pada Rabu 23 Desember 2009 pukul 11.00-14.00 WIB dikediaman beliau di Dusun Kapas Klopo Peterongan Jombang, baca juga ibid

[15] Tahun Alip Jum’ah Legi yaitu tanggal 1 suronya adalah pada hari Jum’ah Legi
[16] Tahun Alip jatuh pada hari Kamis Kliwon.
[17] Tahun Alip jatuh pada hari Rabu / Rebo wage
[18] Tahun Alip jatuh pada hari Selasa Pon
[19] Tahun Alip jatuh pada hari Senin Pahing, baca Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak…, h 120
[20] Angka 1554 diperoleh dari tahun awal penetapan berlakunya Kalender Islam Jawa dikurangi 1

[21] Hasil wawancara dengan KH. Nasuha Anwar pada Rabu 23 Desember 2009 pukul 11.00-14.00 WIB dikediaman beliau di Dusun Kapas Klopo Peterongan Jombang

[22] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak…, h 120-121. Tentang tabel ini, nara sumber tidak menunjukkan secara langsung kepada penulis, hanya saja menyebutkan, sehingga penulis berinisiatif untuk mencari alternatif sumber lain dari buku dan ternyata sumber itu sesuai dan cocok serta dibenarkan oleh nara sumber.
[23] Diperoleh dengan melihat jadwal diatas, apabila sisa O, maka nama tahunnya adalah Jim akhir, dengan hari urutan ke-3 dan pasaran urutan ke-1
[24] Diperoleh dengan melihat tabel diatas kemudian diurutkan dari urutan ke-3 yang diurutkan mulai dari Senin, Selasa, Rabu
[25] Diperoleh dari melihat tabel diatas serta kemudian mengurutkan pada urutan ke-1 dari pahing
[26] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak…, h 121.
[27] ibid, h 122
 
Support : Music Live | Timur Belambangan | Blogger Tips
Copyright © 2013. LANGIT BIRU PEMBAHARU - izal_zakaria All Rights Reserved
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger