Selamat Datang di Blog Langit Biru Pembaharu, semoga Kunjungan Anda Bermanfaat

KISAH PERNIKAHAN NABI ADAM A.S



Nabi Adam as menatap Apa saja di dalam surga semuanya begitu nikmat!... Tetapi apalah arti segalanya kalau hati selalu gelisah, resah di dalam kesepian seorang diri?....
Itulah satu-satunya kekurangan yang dirasakan nabi Adam as saat itu. beliau mendambakan sesuatu,yaitu kawan sejenis yang mendampingi dalam kesenangan yang tak terhingga itu. Kadangkala kalau rindunya datang, turunlah beliau ke bawah pohon-pohon rendang mencari hiburan, mendengarkan burung-burung bernyanyi bersahut-sahutan, aduh hai indahnya..… tetapi, bukannya hati menjadi tenteram, malah menjadi lebih tertikam.
saat angin bertiup sepoi-sepoi basah di mana daun-daunan bergerak gemulai dan mendesirkan suara sayup-sayup,terkesan di hatinya keharuan yang begitu mendalam, hanya merasakan derita batin yang menghujam di balik nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.

walaupun demikian, nabi Adam as merasa malu mengadukannya kepada Allah swt. Namun, walaupun beliau malu untuk mengadu, Allah Ta’ala Maha mengeTahui serta Maha Melihat apa yang tersembunyi di kalbu hambaNYA.sudah saatnya Allah Ta’ala mengusir rasa kesepian nabi Adam as.
ketika nabi Adam as sudah berada di puncak kerinduan dan keinginan untuk mendapatkan kawan, sedang duduk terpekur di atas tempat duduk yang berlapiskan tilam permaidani mewah, tiba-tiba ngantuk datang mendera, langsung membawanya hanyut ke alam mimpi.
nabi Adam as tertidur nyenyak, tidak sadar sesuatu yang ada di sekitarnya. Dalam saat-saat yang demikian itulah Allah swt menyampaikan wahyu kepada malaikat Jibril as untuk mencabut tulang rusuk nabi Adam as dari lambung sebelah kiri.
seperti orang yang sedang terbius,nabi Adam as tidak merasakan apa-apa ketika tulang rusuknya dicabut oleh malaikat Jibril as.Dan oleh qodrat kuasa Ilahi yang ketika menghendaki terjadinya sesuatu cukup berkata Kun! maka terciptalah Hawa dari tulang rusuk nabi Adam as, sebagai insan kedua penghuni surga dan sebagai pelengkap karunia yang dianugerahkan kepada nabi Adam as yang mendambakan seorang kawan, tempat bermesra dan bersenda gurau.
Hawa duduk bersandar pada bantal lembut di atas tempat duduk megah yang bertatahkan emas dan permata-permata bermutu manikam, sambil terpesona memperhatikan kecerahan wajah dari seorang lelaki kacak yang sedang terbaring, tak jauh di depannya.
Butir-butir fikiran yang menggelombang di dalam sanubari Hawa seolah-olah merupakan arus-arus tenaga elektrik yang datang mengetuk kalbu Adam a.s, yang langsung menerimanya sebagai mimpi yang berkesan di dalam gambaran jiwanya seketika itu.
Adam terjaga….! Alangkah terkejutnya ia ketika dilihatnya ada makhluk manusia seperti dirinya hanya beberapa langkah di hadapannya. Ia seolah tak percaya pada penglihatannya. Ia masih terbaring mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang sedang dilihatnya.
Dijadikan Hawa dengan bentuk dan paras rupa yang sempurna. dihiasi dengan kecantikan, kemanisan, keindahan, kejelitaan, kehalusan, kelemah-lembutan, kasih-sayang, kesucian, keibuan dan segala sifat-sifat keperibadian yang terpuji , bentuk tubuhnya yang mempesona serta memikat hati setiap yang memandangnya.
wanita tercantik yang menghiasai surga, yang kecantikannya itu akan diwariskan turun temurun di hari kemudian, dan daripadanya maka ada kecantikan yang pada wanita-wanita yang ada sekarang.nabi Adam as pun gagah dan tampan. Tidak ada cacat pada dirinya karena beliau adalah satu-satunya makhluk insan yang dicipta oleh Allah swt secara langsung tanpa perantaraan.Semua ketampanan yang diperuntukkan bagi lelaki terkumpul padanya. Ketampanan itu pula yang diwariskan turun temurun kepada orang-orang di belakangnya sebagai anugerah Allah swt kepada makhlukNYA yang bergelar manusia.
nabi Adam as kemudian bangkit dari tidur pembaringannya, memperbaiki duduknya. membuka matanya, memperhatikan dengan pandangan tajam. sadar bahwa orang asing di depannya, bukanlah bayangan , namun benar-benar kenyataan dari wujud insani yang mempunyai bentuk seperti dirinya. beliau yakin tidak salah pandang. tahu itu manusia seperti dirinya, yang hanya berbeda sedikit saja. bahwa makhluk di depannya adalah manusia. sadar bahwa itulah dia jenis yang dirindukannya. Hatinya gembira, bersyukur, bertahmid memuji dzat Maha Pencipta.
lalu tersenyum kepada gadis jelita itu, yang menyambutnya tersipu-sipu seraya menundukkan kepalanya dengan pandangan tak langsung, pandangan yang menyingkap apa yang terselip di kalbunya.
nabi Adam langsung terpikat pada Hawa yang jelita, yang kejelitaan bagaikan puteri yang bermastautin di atas langit . Tuhan menanam asmara murni dan hasrat berahi di hati nabi Adam as serta menjadikannya orang yang paling asyik dilamun cinta, yang tiada taranya dalam sejarah, yaitu kisah cinta dua insan di surga.nabi Adam as ditakdirkan jatuh cinta kepada puteri yang paling cantik dari segala yang cantik, yang paling jelita dari segala yang jelita, dan yang paling harum dari segala yang harum.
nabi Adam as dibisikkan oleh hatinya agar merayu Hawa. Ia berseru," Aduhhai jelita, siapakah gerangan kekasih ini? Dari manakah datangmu, dan untuk siapakah engkau disini?" Suaranya sopan, lembut, dan penuh kasih sayang.
"hamba Hawa, sambutnya ramah. hamba dari Pencipta!" suaranya tertegun seketika. "hamba….hamba….hamba,... dijadikan untukmu!" tekanan suaranya menyakinkan.
Tiada suara yang seindah dan semerdu itu walaupun berbagai suara merdu dan indah terdengar setiap saat di dalam surga. Tetapi suara Hawa.tidak pernah di dengarnya suara sebegitu indah yang keluar dari bibir mungil si wanita jelita itu. Suaranya yang membangkitkan rindu, gerakan tubuhnya menimbulkan semangat.Kata-kata yang paling segar didengar nabi Adam as ialah ketika Hawa mengucapkan hamba….hamba….hamba,..terputus-putus:, dijadikan untukmu! Kata-kata itu nikmat, menambah kemesraan nabi Adam kepada Hawa.
nabi Adam as sadar bahwa nikmat itu datang dari Tuhan dan cintapun datang dari Tuhan. tahu bahwa Allah swt itu suka kepada kecantikan. Jadi, kalau cinta kepada kecantikan berartilah pula cinta kepada Tuhan. Jadi cinta itu bukan dosa tetapi malah suatu pengabdian. Dengan mengenali cinta, makrifat kepada Tuhan semakin mendalam. Cinta kepada Hawa berarti cinta kepada Pencipta. Dengan keyakinan demikian nabi Adam as menjemput Hawa dengan berkata: "Kekasihku, ke marilah engkau!" Suaranya halus, penuh kemesraan.
"hamba malu!" balas Hawa seolah-olah menolak. Tangannya, kepalanya, memberi isyarat menolak seraya memandang Adam dengan penuh ketakjuban.
"Kalau engkau yang inginkan hamba, engkaulah yang ke sini!" Suaranya yang bagaikan irama seolah-olah memberi harapan.
nabi Adam as tidak ragu-ragu. melangkah gagah mendatangi Hawa. Maka sejak itulah menjadi adat bahwa wanita itu didatangi, bukan mendatangi.
Hawa bangkit dari tempat duduknya, menggeser surut beberapa langkah. sadar bahwa walaupun dirinya diperuntukkan bagi nabi Adam as, namunlah haruslah mempunyai syarat-syarat tertentu. Di dalam sanubarinya, tak dapat menyangkal bahwa iapun terpesona dan tertarik kepada rupa nabi Adam as yang sungguh indah.
nabi Adam as tidak putus asa. tahu itu bukan dosa. tahu membaca isi hati. tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarnya itu memanglah suatu perbuatan wajar dari sikap malu seorang gadis yang berbudi. tahu bahwa di balik malu terselip rasa mau. Karenanya beliau yakin pada bahwa Hawa diperuntukkan baginya. Naluri insaninya bergelora.Tatkala sudah dekat pada Hawa serta hendak mengulurkan tangan sucinya kepadanya, maka tiba-tiba terdengarlah panggilan ghaib berseru:
"Hai Adam….tahanlah dirimu. Pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!".
Adam as tertegun, balik ke tempatnya dengan taat. Hawa pun mendengar teguran itu dan hatinya tenteram.Kedua manusia syurga itu sama terdiam seolah-olah menunggu perintah.
Allah swt Yang Maha Pengasih menyempurnakan nikmatNYA lahir dan batin kepada kedua hambaNYA yang saling memerlukan itu, segera menghiasi dan menghibur mempelai perempuan itu berupa perhiasan-perhiasan syurga. Sementara itu diperintahkan pula kepada malaikat langit untuk berkumpul bersama-sama di bawah pohon Syajarah Thuba, menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah swt. berfirman dalam hadits qudsi : "Segala puji adalah kepunyaanKU, segala kebesaran adalah pakaianKU, segala kemegahan adalah hiasanKU dan segala makhluk adalah hambaKU dan di bawah kekuasaanKU. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan para penghuni langit dan surga bahwa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua ciptaanKU dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepadaKU!.
Setelah akad nikah selesai berdatanganlah para malaikat menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin agung tersebut. Selesai upacara akad, dihantarlah nabi Adam as mendapatkan isterinya di istana megah yang akan mereka diami.
Hawa menuntut haknya. Hak yang disyariatkan Tuhan sejak semula.
"Mana mahar?" tanyanya. menolak persentuhan sebelum mahar pemberian ditunaikan dahulu.
nabi Adam as bingung seketika. Lalu sadar bahwa untuk menerima haruslah sedia memberi. insaf bahwa yang demikian itu haruslah menjadi kaedah pertama dalam pergaulan hidup.
Sekarang sudah mempunyai kawan. Antara sesama kawan harus ada saling memberi dan saling menerima. Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah mahar. Oleh karenanya nabi Adam as menyadari bahwa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar.
Pergaulan hidup adalah persahabatan! Dan pergaulan antara lelaki dengan wanita akan berubah menjadi perkawinan apabila disertai dengan mahar. Dan kini apakah bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang difikirkan nabi Adam.
Untuk keluar dari keraguan, nabi Adam as berseru,"Ilahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?."
"Bukan!" kata Tuhan.
"Apakah hamba akan berpuasa atau solat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?" tanya nabi Adam as dengan penuh pengharapan.
"Bukan!" tegas suara Ghaib.
nabi Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian bermohon dengan tekun," Kalau begitu tunjukilah hamba-MU jalan keluar!."
Allah SWT. berfirman,"Mahar Hawa ialah shalawat sepuluh kali atas NabiKU, Nabi yang bakal KUbangkitkan yang membawa pernyataan dari sifat-sifatKU, Muhammad, cincin permata dari para anbiya dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!."
nabi Adam as merasa lega. mengucapkan sepuluh kali shalawat ke atas Nabi Muhammad saw. sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, karena Nabi Muhammad saw adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar.

"Hai Adam, kini AKU halalkan Hawa bagimu, perintah Allah, dan dapatlah ia sebagai isterimu!".

nabi Adam as bersyukur lalu memasuki ruangan isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.

Allah swt. berfirman kepada mereka," Hai Adam, diamlah engkau bersama isterimu di dalam surga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi dzalim."(QS Al-Araaf: 19).
 
Support : Music Live | Timur Belambangan | Blogger Tips
Copyright © 2013. LANGIT BIRU PEMBAHARU - izal_zakaria All Rights Reserved
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger